Tuesday, April 16, 2013

Cerita tentang warna - gambar (ku)

Dari semua alat gambar yang paling sering kujamah saat kecil adalah pensil warna, crayon (oil-pastel), crayon lilin, cat air.  Sekolah memperkenalkan pensil warna saat TK nol kecil hingga TK nol besar, kelas satu mulai merambah ke crayon dimulai dengan crayon lilin dan crayon oil-pastel.  Crayon oil - punya banyak cerita di masa yang lampau, termasuk gambar pemberian (alm) ex teman sebangku.  Dua anak kecil yang sama-sama gemar menggambar, dan kalau kami sudah ada di pelajaran menggambar ... ah lupakan masing-masing kotak crayon kami.  Sudah tak beraturan, menyatu antara crayon nya dan crayon ku.  Saaat itu kami adalah deskmate and teammate luar biasa kalau udah urusan gambar.  Padahal gambar yang kami buat cukup sederhana, hanya saja setiap memilah warna kita memilihnya dengan hati .  Mencoba mengkombinasikan dua atau tiga warna sekaligus.  Hahahaha ... suer seru banget!  Kalau sudah begitu kadang dengan senang hati ditempelkan saja tangan yang penuh jejak crayon ke wajahnya yang super duper cakep kayak orang asing itu.  Dibales sih, udah itu bu Guru langsung memarahi kami.  Selanjutnya kami bergegas menyelesaikan gambar saat bu guru bilang "5 menit lagi!".  Kebut dot com deh dua-duanya.
-----
Kecintaan mewarnai dengan crayon oil-pastel berkembang terus dan membawa langkah menuju sebuah tempat kursus gambar yang bernama Sanggar Barli.  Dulu tempat itu berada di jalan Rangga Gempol dago.  Deg-deg an rasanya pas pertama kali masuk ke situ karena banyak anak-anak yang lebih muda juga seumuran dengan kapasitas menggambar luar biasa.  Tapi setelah dilakukan ternyata hey! menyenangkan bisa bertemu dan menjadi murid dari Pak Agung ( beliau adalah anak dari pelukis Barli yang juga pelukis).  Dengan kesabaran dan kedekatan luar biasa sama anak-anak didiknya cukup banyak cerita yang bisa diukir.  Merasa bersyukur bisa kecebur di Sanggar itu dan mendapatkan banyak bintang dari Pak Agung.  Di tempat itu setidaknya ku ditempa untuk terbiasa mengikuti perlombaan, bukan untuk menjadi pemenang tapi membuat karya yang dihargai .  Rasanya menggembirakan.

Di sekolah yang lain ada seorang guru keren bernama Pak Kirman (alm) yang senang sekali dengan gaya menggambarku, dia benar2 memperhatikan warna-warna yang kucampur dan selalu tersenyum sambil bertanya ini dan itu soal warna dan cerita yang kutuangkan di dalamnya.  Saat itu kelas 5 SD hanya satu pelajaran seni gambar yang tidak begitu kusukai -- menggambar teknik (hwaaaaa), stress bukan main.  Lalu dengan santainya dia menyapaku dan bilang "Kamu itu memang terlahir untuk warna menggambar bebas, nanti kalau sudah besar pilih kuliahnya di Seni Rupa ya.  Bapak yakin kamu akan menjadi bintang" uiiiksss beliau bilang itu pas temen-temen yang lain udah keluar dan main di jam istirahat.

SMP tak lagi menggunakan crayon, disitu waktunya cat air yang hmm lumayan kewalahan di awal belajarnya.  Namun lagi-lagi pak Guru ini bilang : " Motif abstrak kamu kuat juga, bapak dukung banget kalau kamu perdalam pengetahuan tentang mewarnai, nanti besar masuk seni rupa dan jadilah pelukis yang sukses ya!"  Bapak guru ini juga orangnya baik dan selalu mendukung dalam setiap pelajarannya, selalu tertawa dari hati.  Meskipun kayak kereta api - karena sibuk merokok tapi dia begitu telaten sama anak didiknya.  Oh ya bapak ini juga entah kenapa dia suka cara mewarnaiku pada objek, padahal perasaan biasa aja hehehe peace paaak.  Sayang bapak guru yang satu ini juga sudah berstatus (alm).

Di masa2 berikutnya is otak ter running untuk berada di jurusan seni rupa namun perjalanan penuh warna menyentuhku untuk belajar di dunia sosial dan mengenal berbagai macam tulisan yang ternyata cukup menyenangkan untuk di eksplor secara dalam ataupun ringan.  Disitulah terakhir pastel-pastel itu tersentuh.  Menyelami warna yang lain dengan rima yang juga lain namun tetap menceritakan sesuatu yang luar biasa di setiap tahun-tahunnya
----
Hanya sedikit intermezzo ke belakang ttg warna-warna ku dan pesan-pesan dari setiap guru mata pelajaran menggambar ( seni rupa ).

Yang kudapatkan hingga saat ini adalah
Tetap menggambar dengan cara(ku) dimana warna berpadu dengan kata pada sebuah kanvas besar bernama dunia diiringi pelbagai macam suara indah yang diperdengarkan olehNYA untuk dibuatkan visual beriringnya pada kelereng ini.  Warna adalah bagian (ku) dan akan selalu begitu selamanya.  Terima kasih bapak-bapak guru, pesan-pesan indah itu akan selalu berada di titik abadi hidup(ku).  Semoga suatu hari bersama bintang-bintang yang lain dunia akan menjadi cerah bersemangat tanpa lelah ^_^.

Terima kasih juga Tuhan, membiasakan mata mengenal warna sejak cilik :D
Terima kasih atas setiap kesempatan yang mempertemukan(ku) dengan mereka para Pengkarya dengan warnanya juga hati2nya.  Dalam keterbatasan pembacaan warna(ku) pada karya2 mereka, kutemukan hati yang sangat luas yang kuyakin itu adalah mereka dan semestaMU.
Terima kasih untuk selalu memberikan kebebasan ruang sehingga kanan dan kiri selalu menjadi sebuah pelajaran yang menarik untuk ditarik benang merahnya.
Dan banyak Terima Kasih lainnya, hahaha. ^_^

No comments:

Post a Comment