Saturday, May 5, 2012

Dia dan Tuannya (sebuah refleksi)

Gerbong-gerbongnya nampak sudah mulai disiapkan nun jauh disana.
Melalui jalur yang berbeda, kereta itu akan melewati lintasan paling menakjubkan yang pernah ada dalam sejarah hidup manusia masa kini.
Hampir tak bisa diperkirakan dimana letaknya, diantara fantasi dan realitas, namun jalur itu adalah serealistisnya jalur kehidupan manusia.  Jalur yang dibentangkan dengan tanganNYA untuk para mereka yang dikehendaki untuk menaikinya.
Terbentang dari utara menuju hampir selatan, hmm nampak berhenti di tenggara untuk menjemput seseorang.
Seseorang yang tak pernah dikira kalau ia ada dan nyata.  Harta terpendam dalam jantung dunia yang tersamarkan oleh semua keadaan.  Namun bagi mereka-mereka yang terpilih untuk mengetahui rahasia-rahasia dunia, tandanya menyala terus dari generasi ke generasi selama abad tak terhitung.  Cerita yang selalu ada secara turun temurun, tanpa ada seorang pun yang tahu dengan tepat kapan semua terungkap.
Meski begitu, penjaga-penjaga dari seluruh penjuru dunia akan membimbing dan menjaga yang terpendam untuk selamat sampai tujuannya.
Tujuan para penjaga adalah mengembalikan yang hilang ditelan bumi.  Mereka dengan keanekaragaman kekuatan akan mengembalikan sesuatu yang suci ke tempat semestinya.  Kebaikan itu akan dijemput untuk mengembalikan kesederhanaan dunia dan isinya.  Kesederhanaan yang santai dan terpagar oleh kayu-kayu pilihanNYA.
Penjagaan ini, bahkan sudah dilaksanakan sejak waktu yang sangaaaaat lama, tanpa di sadari.  Dia yang terjaga tak sadari kalau dirinya yang terjaga.  Yang ia tahu justru ia menjaga para pilihan untuk tetap bertahan. Dia yang tak sadar tertidur sebagai seorang pejuang tangguh sederhana, penuh semangat, hangat.  Dia selalu menyapa dunia dengan ceria, meski tahu betapa perputaran angin membuat kebaikan ke arah yang lain.  Arah yang rumit dan terjalin bagaikan benang kusut.
Dia yang tertidur berada di puncak tertinggi , dengan kesederhanaan pandangan ia berkata padaNYA.
"Tuan, serumit inikah semuanya?"
"Benar - benar berantakan!, Ga enak lihatnya, bolehkah aku membantu?"
"Aku tau disana, di gulungan itu aku akan terbelit, terlempar, terhanyut,  meminta pertolongan, teriak dan lain sebagainya.  Namun kalau aku tak terjun, keadaan akan sekelam yang diceritakan orang-orang terdahulu.  Aku masuk dengan sederhana Tuan.  Aku bahkan tahu akan ada jeritan yang sangat menyengat ketika terjun, tapi bukankah sebagai sahabat yang baik Engkau akan menjagaku?  Sampai waktunya pulang nanti ..."
T : Apa? Pulang? ... Kemari maksud mu nak?
D : ( mengangguk), kemana lagi aku akan pulang tuan?  Bukankah Kau yang mengajarkanku sejak awal ke dunia ini.  Bercakap dengan banyak rupa dan sifat-sifatnya, melihat hati-hatinya, menyentuh yang tak tersentuh dengan caraMU.  Jadi kupikir setelah semua selesai, pasti akan kembali kesini.  Bukankah begitu tuan?
T : (tersenyum) tergantung anakku
D : hmm ... tergantung bagaimana semua perjalanan yang kulewati bukan?, aaah ya tak apa Tuan.  Aku tahu bahwa pencucian itu ada.  Kau mengajarkan banyak padaku, sangaaaat banyak - makanya aku sangat-sangat mencintaimu Tuan :).
Kepercayaan yang telah dibangun selama ini bukan tentang mencintai kehidupan melebihiMu bukan?  Hahaha Kau telah memolesku dengan sempurna tuan.  semua rahasia-rahasia itu akan keluar dengan sendirinya di waktu yang pas.
Hanya saja aku tak akan pernah tahu, kapan aku kembali ke tempat ini?
Yang terlihat hanya kilasan tempat yang luas bersama orang yang paling berarti dalam perjalananku nanti.
T :  Ingatlah ini anakku Semua ada waktunya, nah ketika Aku memanggilmu kembali, maka kamu akan kembali di sebelahKu.
D : Hahaha siaaaap gerak kalau begitu Tuan.  Sampai waktunya nanti ketika panggilan itu ditujukan padaku (^_^)
T : (tersenyum lagi dengan sudut yang lebih lebar) - sambil mengeluarkan kehangatan abadinya
D : Hangat sekali Tuan!  Terima kasih untuk ijinnya <3 u as always.

Menghilanglah si Tuan dengan misterius sambil menyerbakan kehangatan dan meninggalkan Dia untuk meneruskan niatnya.
Dia kemudian meloncat indah masuk ke dalam kubangan dan tampak seperti tertelan bumi dan diceritakan dengan segala cerita yang begitu heboh sejak masa-masa terdahulu.  Membuat yang biasa terdengar jadi luarbiasa tanpa kehendaknya.
....
---------------------------------------------
Woww... ini sekedar latihan buat cerita, cuaca mendung ini hahaha membuat otak morat-marit kemana-mana ya sampai meruah gini. Hahaha peace yaw!
Eh tapi kalau cerdas kalian bisa nangkep intisari moralnya loh.  Jadi meski cuma seempret dan biasa aja, boleh deh ambil2 pesen moralnya (^___^)
Selamat menikmati olahan sederhana ini teman-teman .

xoxo
belu

No comments:

Post a Comment